CERITA KIMIA "TENTANG OKSIGEN"
TENTANG
OKSIGEN
Penyusun : VINA APRILIA
Oksigen kini duduk di kursi goyang di
rumah kecil gang 2 blok VIA nomor 8 di desa kecil yang bernama Sistem Periodik
Unsur. Mengenang masa-masa mudanya dulu. Mengenang saat pertama kali dia
dilahirkan. Dia ingat masa kecilnya. Dia ingat orang tuanya. Dia lahir di
Uppsala tahun 1773 oleh Carl Wilhem Scheele. Lalu tahun 1774 dia diadopsi oleh
Joseph Priestley di Wiltshire. Lalu dia diberi nama ‘oxygen’ oleh Antoine
Lavoisier tahun 1777. Sungguh nama yang indah. Diambil dari bahasa Yunani, oxys
dan genes, yang artinya menghasilkan asam. Sebenarnya kurang cocok dengan
keadaanku. Nama ini lebih tepat dipakai oleh tetanggaku yang bernomor rumah 1,
Hidrogen.
Dia ingat saat dia masih kecil dia
merasa minder. Dia tidak merasa istimewa. Dia tidak seperti teman-temannya yang
dimasukkan ke golongan istimewa. Dia tidak termasuk ke golongan alkali, alkali
tanah, gas mulia, halogen, transisi, aktinida, lantanida. Dia merasa dia
hanyalah unsur biasa, hanya unsur biasa. Tapi suatu ketika, Oksigen berbincang-bincang
dengan tetangganya sekaligus sahabatnya yang sesama ‘unsur biasa’, Nitrogen.
“Hey, Oksigen, janganlah kau bersedih
karena kita hanyalah unsur biasa, masuk ke golongan reguler.”
“Sungguh tidak enak, kawan. Aku merasa
tidak percaya diri. Aku merasa diriku tidak berharga.”, keluh Oksigen.
“Hey, siapa bilang dirimu tidak
berharga. Setiap unsur itu pasti ada kegunaanya. Jangan salah, meski kita yang
tidak masuk golongan istimewa tapi kita semua berprestasi, kawan. Bahkan kau
juga. Kau belum mengetahuinya?”
“Benarkah, maukah kau menceritakannya
kepadaku?”
“Baiklah. Unsur-unsur ‘biasa’ seperti
kita ini diam-diam sangat berprestasi. Misalnya hidrogen ketika berpasangan
denganmu menghasilkan air yang sangat berguna untuk kehidupan manusia. Aku
digunakan pada insdustri pupuk. Tapi, sebaiknya kau tidak berpasangan dengan
karbon, bisa menimbulkan polusi, dan berbahaya bagi manusia.”, cerita Nitrogen.
“Tahukah kau, kau ini paling
dibutuhkan makhluk hidup. Tanpa kau manusia tidak bisa hidup, begitu pula hewam
dan tumbuhan. Kau dibutuhkan untuk bernafas. Di alam semesta ini kau menempati
urutan ketiga paling melimpah. Bahkan kau paling melimpah di kerak bumi.
Bersyukurlah kau, kau begitu dibutuhkan orang.”
“Wah, aku sama sekali tidak
menyangka.”
“Ya, kau justru sangat berprestasi.
Meski kau tidak termasuk benda langka tapi kau dicari, dibutuhkan. Di atmosfer
23,15% beratnya, 85,8% berat lautan, 46,7% berat kulit bumi, 60% tubuh manusia.
Selain itu, masih banyak kegunaanmu yang lainnya, seperti untuk reaksi pembakaran,
pengolahan baja, industri kertas dan industri plastik, pembuatan ozon, pengisi
tabung pernafasan untuk astronot dan penyelam, dan bersama hidrogen cair
digunakan sebagai bahan bakar roket. Selain itu, kau juga terkenal dengan sifat
supelmu. Dengan keelektronegatifanmu kau bisa berteman dengan hampir seluruh
teman-teman unsur lainnya, membentuk oksida. Unsur lain yang meskipun termasuk
golongan yang istimewa belum tentu bisa sepertimu.”. Benar juga ya, meski aku
tidak termasuk golongan istimewa manapun aku berguna untuk kehidupan manusia,
bahkan tidak hanya manusia, seluruh makhluk hidup membutuhkanku, pikir Oksigen.
Sejak saat itu, Oksigen tidak minder lagi. Dia melangkah lebih percaya diri
menuju hari esok yang cerah.
Dahulu, Oksigen pernah mempunyai saudara
alotrof, yang bernama Gas Oksigen. Tiba-tiba Gas Oksigen tersinari sinar
ultraviolet dan petir. Gas Oksigen ini menjadi kembar tiga dan berubah nama
menjadi Ozon. Ozon ini dapat menyerap sebagian ultraviolet. Bayangkan jika
tidak ada ozon, katarak, serta kekurangan kekebalan tubuh. Tapi, sekarang Ozon
ini sedang sakit-sakitan, dia sekarang sudah sangat tua dan tubuhnya sudah
rusak akibat ulah manusia yang kian hari kian berkurang lahan hijau di
permukaan bumi.
Oksigen kembali mengingat-ngingat
dirinya kembali di masa lalu. Ah, dia teringat sesuatu hal. Dia pernah berubah.
Sebenarnya dia berwujud gas dalam suhu kamar, tapi suatu hari saat suhu 90,20
K, dia berubah menjadi cair. Saat suhu 54,36 K dia berubah lagi menjadi padat.
Dalam keadaan gas, dia tidak berwarna dan tidak berbau. Tapi dalam keadaan cair
dan gas, dia berwarna biru langit yang indah. Hal ini disebabkan karena
penyerapan warna merah.
Dalam mendapatkan Oksigen di
laboratorium ada beberapa cara. Dia dapat dibuat dengan elektrolisis air atau memanaskan
KclO3 dengan MnO2 sebagai katalis. Dalam mendapatkan Oksigen secara teknik
industri ada dua cara, elektrolisis air dan distilasi bertingkat udara cair.
Kemurnian yang didapatkan dari cara distilasi adalah 99%, sedangkan melalui
elektrolisis hanya 1%.
Oksigen mengenang saat-saat itu. Kini
dia sudah tua renta. Apalagi salah satu saudara alotrof-nya, Ozon, dia sudah
sakit-sakitan. Jika dia bisa berbicara dia akan berbicara seperti ini, “Kami,
oksigen lama-kelamaan akan berkurang jika umat manusia tidak menambah pepohonan
hijau. Selain itu saudara alotrofku sudah sakit-sakitan akibat ulah kalian.
Jika dia sampai mati, kalian umat manusia sendirilah yang akan merugi.”
Izin download pak.
ReplyDeleteIzin download pak/bu.
DeleteIzin download pak/bu.
DeleteIzin download pak/bu.
Delete