MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN "SIKLUS BIOGEOKIMIA" UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN
SIKLUS BIOGEOKIMIA
OLEH:
KELOMPOK III
AYU (ACC 114 022)
CORRY ANGGRAINI (ACC 114 017 )
FARIDA MELIANA L. TOBING (ACC 114 023)
HENGKY FATRIK JECSON (ACC 114 020)
LUSIANA HIDAYATI (ACC 114 024)
MELINDA SUSMITHA (ACC 114 018)
NOPRILIANI (ACC 114 021)
RINI ASTUTI (ACC 114 019)
ROSNIKA SITORUS (ACC 111 0079)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat waktunya yang berjudul “Siklus Biogeokimia”.
Makalah
ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Lingkungan. Melalui
terselesaikannya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusi yang sangat membantu penulis dalam
penyusunan makalah ini
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun penulis.
Penulis berharap makalah yang telah dibuat ini bisa bermanfaat serta menambah
pengetahuan pembaca.
Palangkaraya,
27 Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ............................................................................................................ 1
1.2
Tujuan........................................................................................................................... 2
1.3
Perumusan Masalah...................................................................................................... 2
1.4
Manfaat
Penulisan........................................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Siklus Biogeokimia..................................................................................... 3
2.2 Fungsi Biogeokimia......................................................................................................4
2.3 Jenis-jenis
Siklus Biogeokimia...................................................................................... 4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 11
3.2 Saran.............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Atmosfer merupakan
lapisan tipis gas-gas yang menyelimuti permukaan bumi, memegang peranan penting
sebagai tempat penampungan (reservoir)
dari berbagai macam gas. Atmosfer juga menyeimbangkan panas bumi, mengabsorbsi energi
dan merusak radiasi ultra violet yang datang dari matahari. Selain itu
memindahkan energi panas dari wilayah ekuator, serta berfungsi sebagai jalan
atau media pergerakan air pada fase uap dalam siklus hidrologi.
Hidrosfer mengandung air bumi. Lebih dari
97% dari air bumi berupa lautan, dan sisa yang terbanyak berupa air tawar dalam
bentuk es. Oleh karena itu secara relatif hanya sedikit persentase dari total
air bumi yang secara aktual terlibat dengan tanah, atmosfer, dan proses-proses
biologis. Kehebatan dari air laut yang mengalami sirkulasi tersebut terjadi
dalam atmosfer, dalam sumber air, dan dalam air permukaan seperti saluran air,
sungai-sungai, danau-danau, waduk-waduk, dan penampung-penampung air.
Geosfer
terdiri dari padatan bumi meliputi tanah yang sangat mendukung kehidupan
tumbuhan. Bagian dari geosfer yang langsung terlibat dengan proses-proses
lingkungan melalui kontak dengan atmosfer, hidrosfer, dan semua kehidupan
adalah litosfer. Semua kehidupan yang ada di bumi membentuk biosfer.
Keterkaitan
antara komponen abiotik yaitu udara, air, dan tanah serta keterkaitan dari
masing-masing komponen dengan komponen biotik atau biosfer membentuk suatu
sistem yang disebut dengan ekosistem. Suatu ekosistem terdiri dari interaksi
yang menguntungkan antara organisme-organisme dengan lingkungannya dimana
terjadi pertukaran dari sejumlah besar material-material dalam bentuk siklus,
yang dikenal dengan siklus materi. Siklus materi menyangkut bagaimana aliran
atau perjalanan materi yang terdiri dari bahan-bahan kimia dari satu media ke
media lainnya di dalam lingkungan, termasuk di dalamnya media kehidupan.
Bahan-bahan kimia yang termasuk
penyusun kehidupan yang paling banyak antara lain: karbon, nitrogen, oksigen,
hidrogen, belerang dan fosfor. Secara umum satu bahan kimia meskipun pertama
kali dilepaskan atau berada dalam suatu media tetapi bahan tersebut dengan
cepat masuk ke bagian/media lainnya. Sebagai contoh unsur nitrogen yang
terdapat dalam berbagai senyawa, setelah berada di dalam suatu media atau
lingkungan akan memasuki lingkungan lainnya sudah terjadi sejak bumi terbentuk.
Adanya aktivitas yang dilakukan manusia membuat perjalan tersebut menjadi
kompleks. Perjalanan atau aliran bahan-bahan kimia dalam ekosistem global di
bumi ini ternyata berbentuk lingkaran dikenal dengan siklus biogeokimia. Siklus
biogeokimia pada akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan balik yang dapat
mengatur sendiri (self regulating)
yang menjaga siklus itu dalam keseimbangan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud siklus biogeokimia?
2. Apa fungsi siklus biogeokimia?
3. Apa saja jenis-jenis dari siklus
biogeokimia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
siklus biogeokimia dalam kehidupan
2. Untuk mengetahui
fungsi siklus biogeokimia
3. Untuk mengetahui jenis-jenis
siklus biogeokimia
1.4 Manfaat Penulisan
Berdasarkan
masalah dan tujuan diatas, maka manfaat yang diharapkan dari makalah ini
adalah:
1. Dapat mengetahui siklus biogeokimia
2. Dapat mengetahui fungsi siklus biogeokimia
3. Dapat menegtahui jenis- jenis dan mekanisme
dari siklus biogeokimia
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Siklus Biogeokimia
Materi yang menyusun tubuh organisme
berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia
yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia
atau siklus organik anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang
mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga
melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia.
Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan
yang terus-menerus antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap
tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik
tersebut didaur ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik
melalui udara,tanah, dan air. Daur ulang
materi tersebut melibatkan makhluk hidup danbatuan (geofisik) sehingga disebut
daur biogeokimia.
Semua yang ada di bumi baik makluk hidupmaupun
benda mati tersusun oleh materi. Materi ini tersusun oleh antara lain: karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N),
Hidrogen (H), Belerang atau Sulfur (S) dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia
tersebut dimanfaatkan oleh produsen untuk membentuk bahan organik dengan
bantuan energi matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia.
Bahan organik yang dihasilkan adalah
sumber bagi organisme. Proses makan atau dimakan pada rantai makanan
mengakibatkan aliran materi dari mata rantai yang lain. Walaupun makluk dalam
satu rantai makanan mati, aliran materi masih tetap berlangsung terus. Karena
mahluk hidup yang mati tadi diuraikan oleh dekomposer yang ahkirnya akan masuk
lagi ke rantai makanan berikutnya. Begitu selanjutnya terus-menerus sehingga
membentuk suatu aliran energi dan daur
materi.
2.2
Fungsi Biogeokimia
Fungsi daur biogeokimia adalah
sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah
terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen
abiotik,sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
2.3
Jenis-jenis Siklus Biogeokimia
Lingkungan secara umum terdiri
dari komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik) yang berinteraksi
membentuk suatu kesatuan yang teratur. Untuk mencapainya, dibutuhkan arus
materi dan energi yang dikendalikan oleh arus informasi di antara komponen-komponen
tersebut.
Keteraturan tersebut menunjukkan
suatu kondisi keseimbangan yang tidak statis melainkan dinamis dan selalu
berubah (berbentuk siklus). Siklus yang terjadi biasanya merupakan aliran ion
ataupun molekul dari nutrien yang dipindahkan dari lingkungan ke organisme
(komponen hidup) dan dikembalikan lagi ke komponen tak hidup (abiotik). Siklus ini
disebut sebagai siklus biogeokimia. Cakupan dari siklus biogeokimia adalah
siklus hidrologi, siklus atmosfer, dan siklus sedimen. Siklus biogeokimia yang
terpenting adalah siklus karbon dan oksigen, siklus nitrogen dan siklus fosfor,
yang berperan terhadap lingkungan tanaman.
a. Siklus Hidrdologi
Siklus ini merupakan siklus air
di bumi yang dipengaruhi oleh peran energi matahari dan gaya gravitasi bumi.
Proses-proses penting yang terjadi adalah proses penguapan, transpirasi,
kondensasi, dan presipitasi. Penguapan (evaporasi) merupakan perubahan fase air
dari bentuk cairan menjadi bentuk gas akibat panas matahari di permukaan bumi.
Pada proses ini, dikhususkan air yang bukan berasal dari tanaman, contohnya air
danau, sungai, lautan dan bagian hidrosfer lainnya. Penguapan ini terjadi
sekitar 84% di lautan dan 16% di daratan. Sementara, penguapan yang terjadi
pada tanaman disebut transpirasi.
Air dalam bentuk uap ini kemudian
memasuki atmosfer dan mengalami pendinginan sehingga terjadi kondensasi dan
membentuk awan. Awan akan terbawa oleh angin ke bagian lain dari bumi.
Molekul-molekul air akan terdispersi (terurai) secara menempel pada
partikel-partikel debu yang ada di atmosfer lalu bergabung membentuk
buatiran-butiran air. Butiran-butiran air yang sudah mencapai berat tertentu
akan jatuh ke permukaan bumi. Peritiwa ini disebut dengan presipitasi.
Presipitasi dapat berbentuk
hujan, salju, ataupun embun tergantung pada kondisi lingkungannya. Presipitasi
dapat terjadi secara langsung ke daerah hidrosfer, sekitar 77%, dan sebanyak
23% jatuh di atas tanah dan batu-batuan. Sebagian dari air yang jatuh di atas
tanah dan batu-batuan akan mengalir melalui permukaan menuju bagian hidrosfer,
sementara yang lainnya akan meresap ke dalam tanah (air tanah). Air tanah ini
mencapai lapisan yang kedap air lalu meresap secara perlahan dan mengalir
hingga bagian hidrosfer. Setelah itu, terjadi siklus ulang.
Siklus air ini terkait dengan
penyediaan nutrien bagi makhluk hidup. Dalam kondisi yang normal, perembesan
dan aliran permukaan air tidak akan mencuci mineral-mineral tanah. Kalaupun
ada, hanya sedikit mineral tanah yang akan tercuci. Selain itu, air hujan dapat
melapukkan batu sehingga tersedia bahan pengganti berbagai mineral, sehingga
mineral tanah tetap terjaga. Namun, sebaliknya, jika kondisi tidak normal,
nutrien dalam tanah dapat terganggu sehingga ekosistem pun terganggu. Salah
satu penyebabnya adalah penggundulan hutan.
Gambar Siklus
Hidrologi
b. Siklus Atmosfer
Siklus ini merupakan siklus yang
terkait dengan kandungan gas yang ada di bumi, di mana tempat terjadinya adalah
di atmosfer. Siklus ini agak cepat beradaptasi jika ada gangguan akibat wilayah
yang luas. Selain itu, siklus ini juga relatif sempurna dalam arti global
karena ada peningkatan umpan balik negatif dari alam. Bagian yang terpenting
adalah siklus karbon (C), siklus nitrogen (N2) dan oksigen (O2).
b.1. Siklus Karbon
Siklus karbon dapat terbagi menjadi
dua macam, yaitu siklus dalam reaksi termonuklir berantai dalam binatang dan
siklus karbon di bumi. Siklus di bumi ini lebih terkenal dengan siklus
karbondioksida karena material yang berpindah adalah CO2. CO2
dalam udara digunakan oleh tanaman untuk reaksi fotosintesis menjadi materi
organik (karbohidrat) dengan adanya gabungan dengan air. Senyawa organik
tersebut diteruskan kepada konsumen dalam rantai makanan. Energi digunakan oleh
makhluk hidup menghasilkan CO2 yang terlepas ke udara ataupun ke
air, tergantung dari lingkungan hidup. Namun, senyawa organik tetap ada yang
tersisa.
Organisme juga mengeluarkan materi
sisa (kotoran) yang mengandung karbon serta menjadi senyawa karbon organik
setelah mati. Karbon-karbon ini dilepaskan dalam bentuk CO2 ke udara
oleh saprovor (mikroorganisme pengurai). Dari udara ini, karbon dalam bentuk CO2
akan kembali digunakan oleh tumbuhan (siklus terjadi).
Namun, reaksi oleh saprovor
terkadang lambat sehingga senyawa karbon menumpuk dalam jangka waktu yang lama
dalam bentuk gambut, batu bara, minyak bumi, ataupun batu karang. Pada
ekosistem laut, terdapat karbon terlarut yang akan berubah menjadi cangkang dan
tulang organisme laut dan menjadi sedimen. Selain itu, pengangkatan tektonik
membawa karbon ke permukaan laut.
b.2. Siklus Nitrogen
Nitrogen dapat ditemui di alam
dalam bentuk bebas (di udara) maupun di dalam tanah. Nitrogen ini akan diikat oleh
tanaman dalam bentuk gas N2, serta diambil dari tanah dalam bentuk
amonia (NH2), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03-)
dengan bantuan bakteri, misalnya Marsiella crenata. Di dalam tanah, terdapat
juga bakteri yang mengikat nitrogen secara langsung yaitu Azotobacter sp. dan
Clostridium sp.
Mereka menggunakan nitrogen
untuk dijadikan senyawa penyusun tubuh yaitu protein. Saat baketri itu mati,
timbul zat urai berupa amonia. Amonia akan terlepas ke udara, atau
dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus lalu
dioksidasi dalam lingkungan aerob sehingga menghasilkan nitrat yang akan
diserap oleh akar tumbuhan (proses nitrifikasi). Selanjutnya oleh bakteri
denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali,dan amonia diubah menjadi
nitrogen yang dilepas ke udara. Nitrogen di udara akan diikat kembali oleh
tanaman, dan sebagian bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan
kilat/ petir. Dengan cara ini, siklus nitrogen berulang.
Gambar Siklus
Nitrogen
b.3. Siklus Oksigen
Siklus oksigen terkait
dengan siklus karbon. Dari proses fotosintesis tanaman, dihasilkan oksigen ke udara.
Oksigen ini diperlukan oleh organisme untuk respirasi, menghancurkan bahan
organik menjadi senyawa yang lebih sederhana (CO2). CO2
ini akan digunakan kembali untuk fotosintesis dengan hasil samping O2
(siklus berulang). Selain itu, O2 digunakan untuk pelapukan
oksidatif dan pembakaran bahan baku fosil.
Selain itu, O2 di
udara dapat berbentuk ion, atom tereksitasi ataupun ozon O3 akibat
pengaruh radiasi ultraviolet. Oksigen tereksitasi akan memancarkan cahaya
tampak pada panjang gelombang tertentu menimbulkan fenomena cahaya langit (air
glow). Sementara, ozon berfungsi sebagai pelindung bumi karena menyerap radiasi
UV.
Gambar Siklus
Oksigen
c. Siklus Sedimen
Siklus ini merupakan siklus
material yang terjadi di dalam kulit bumi. Di antaranya adalah siklus sulfur
(S) dan siklus fosfor (P). Dalam siklus ini, terdapat kecenderungan kurang
sempurna, serta mudah terganggu oleh gangguan setempat. Ini diakibatkan oleh
sifatnya yang relatif tidak aktif dan tidak bergerak di dalam kulit bumi.
Dampaknya adalah kecenderungan hilang dari beberapa bagian bahan.
c.1. Siklus Fosfor
Fosfor merupakan elemen
penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan posfor dalam
bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel.
Fosfor yang terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-).
Ion Fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan
menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen.
Adanya pergerakan dasar bumi
menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat
tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah. Herbivora mendapatkan
fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari
herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan
feses. Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu
melepaskan pospor kemudian diambil oleh tumbuhan.
Ada dua bentuk fosfor yang
terdapat di alam, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan
senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan
tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik.
Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan
mengendap di sedimen laut.
Oleh karena itu, fosfat banyak
terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus.
Gambar : Siklus Fosfor
c.2. Siklus Belerang
(sulfur)
Sebagian besar cadangan
sulfur yang ada di alam berada di kulit bumi. Sulfur terdapat dalam bentuk
sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang
terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfide (H2S). H2S
ini bisa mengakibatkan kematian bagi mahluk hidup yang berada di perairan.
Pada umumnya H2S
dihasilkan dari penguraian bahan organik yang telah mati. Tumbuhan berklorofil
dan sejumlah bakteri dapat menyerap secara langsung senyawa sulfur dalam bentuk
larutan (SOP43-) atau gas. Namun senyawa sulfur dalam
kadar tinggi (di atas 0,3 ppm) yang masuk melalui pori-pori daun dalam waktu
relatif lama dapat merusak struktur daun, karena suasana lembab di dalam daun
akan membentuk asam sulfat.
Perpindahan sulfat terjadi melalui
proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan komponen organiknya
akan diuraikan oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri yang terlibat dalam siklus
sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S
digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob (seperti Chromatium) untuk
melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri
kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Gambar : Siklus
sulfur
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Materi yang menyusun tubuh organisme
berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia
yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia
atau siklus organik anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang
mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga
melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia.
Fungsi daur biogeokimia adalah
sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah
terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen
abiotik,sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga. Cakupan dari siklus
biogeokimia adalah siklus hidrologi, siklus atmosfer, dan siklus sedimen.
Siklus biogeokimia yang terpenting adalah siklus karbon dan oksigen, siklus
nitrogen dan siklus fosfor yang berperan terhadap lingkungan tanaman.
3.2. Saran
Penulis menyarankan agar pembaca mampu
mengaplikasikan ilmu yang terdapat dalam makalah ini dalam kehidupan
sehari-hari agar bukan hanya sekedar menjadi pengetahuan namun juga dapat berguna dimasyarakat.
Daftar
Pustaka
Basukriadi, Adi. 2011.
Populasi, Ekosistem, Biosfir. (http://staff.ui.ac.id/internal/).
Buchari, dkk. 2001. Kimia Lingkungan. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.
Jumin, H.B. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologis.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Riastuti, Dwi. 2005. Daur
Biogeokimia. (http://www.freewebs.com/ciget/
daur%20biogeokimia.html).
Comments
Post a Comment