MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN "PENCEMARAN LINGKUNGAN" UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 1 (SATU)
ANGGOTA KEL. : 1. MADE ASTUNI (ACC 114 001)
2. IKA THERESIA (ACC 114 002)
3.
TAUFIK RACHMAN (ACC 114 003)
4.
RUT THERESIA M. (ACC 114 004)
5.
ANDINI EKA J. (ACC 114 005)
6.
ETY PERMATA SARI (ACC 114 006)
7.
NORHALIMAH (ACC 114 007)
8.
ALINA (ACC
114 008)
9.
M. IQBAL (ACC 114
075)
DOSEN PENGAMPU : 1. Drs. Abdul Mun’im,
M. Si
2. Karelius, S.Si, M.Sc.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN M-IPA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pencemaran
Lingkungan” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa
yang diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, sehingga akan menjadi
suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang
membangun makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.
Demikianlah
yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
dan sebagai media pembelajaran kimia lingkungan khususnya dalam segi teoritis
sehingga dapat membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan
oleh berbagai pihak sampai tersusunnya makalah ini.
Palangka
Raya, Mei 2015
Penulis,
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang 1
I.2 Rumusan Masalah 1
I.3 Tujuan Penulisan Makalah 2
I.4 Manfaat Penulisan Makalah 2
BAB II PEMBAHASAN
2.I
Pengertian Pencemaran Lingkungan 3
2.2 Jenis
Pencemaran Lingkungan 3
2.3 Faktor
Penyebab Pencemaran Lingkungan 7
2.4 Dampak
Dari Pencemaran Lingkungan 9
2.5 Solusi
Yang Dapat Diberikan Dari Pencemaran Lingkungan Yang Terjadi 14
BAB III PENUTUP
3.I
Simpulan 17
3.2
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada saat ini,
pencemaran berlangsung di mana-mana dengan laju begitu cepat, yang tidak pernah
terjadi sebelumnya. Kecendrungan pencemaran terutama sejak perang dunia kedua
mengarah kepada dua hal yaitu pembuangan senyawa kimia tertentu yang makin
meningkat terutama akibat kegiatan industri dan transportasi. Yang lainnya akibat
penggunaan berbagai produk bioksida dan bahan-bahan berbahaya aktivitas manusia.
Sebelum adanya
kegiatan industri dan transportasi yang banyak mengeluarkan bahan pencemar ke
lingkungan air yang disebabkan oleh limbah domestik akibat kegiatan manusia
telah merupakan faktor yang penting yang menentukan kesejahteraan/kesehatan
manusia. Pencemaran fecal terhadap sumber air minum telah sering menyebabkan penyakit-penyakit
dengan perantara air (waterborne deseases) yang telah membinasakan pensusuk di
sejumlah kota. Banyak persediaan air perkotaan masih mempunyai bakteri-bakteri
patogen dengan konsentrasi tinggi terutama di pemukiman penduduk yang sangat padat
dan kumuh serta pemukiman yang dekat dengan bantara sungai.
Sekarang ini beban
pencemaran dalam lingkungan air sudah semakin berat dengan masuknya limbah
industri dari berbagai bahan kimia yang kadang kala sangat berbahaya dan
beracun meskipun dalam konsentrasi yang masih rendah seperti bahan pencemar
logam-logam berat: Hg, Pb, Cd, As, dan sebagainya.
Pencemaran lingkungan
sudah terjadi pula di lingkungan udara dan tanah dengan segala dampak yang
ditimbulkannya. Penyebab pencemaran ini selain disebabkan oleh aktivitas
manusia (antropogemik) juga dapat ditimbulkan oleh kegiatan alami, seperti
kebakaran hutan karena kemarau panjang, letusan gunung berapi, dan sebagainya.
Telah banyak usaha
yang dilakukan untuk menanggulangi masalah lingkungan ini baik secara
internasional, regional, atau lokal. Hal ini menunjukkan bahwa manusia sudah
mulai sadar akan adanya bahaya yang mengerikan dari kerusakan lingkungan akibat
pencemaran yang semakin parah.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud
dengan pencemaran lingkungan?
2.
Apa saja jenis
pencemaran lingkungan?
3.
Apa saja faktor
penyebab pencemaran lingkungan?
4.
Apa saja dampak dari
pencemaran lingkungan?
5.
Apa solusi yang dapat
diberikan dari pencemaran lingkungan yang terjadi?
1.3
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui
pengertian pencemaran lingkungan
2.
Untuk mengetahui
jenis pencemaran lingkungan
3.
Untuk mengetahui
faktor penyebab pencemaran lingkungan
4.
Untuk mengetahui
dampak dari pencemaran lingkungan
5.
Untuk mengetahui
solusi yang dapat diberikan dari pencemaran lingkungan yang terjadi
1.4
MANFAAT
1.
Pembaca dapat
mengetahui pengertian pencemaran lingkungan
2.
Pembaca dapat
mengetahui jenis pencemaran lingkungan
3.
Pembaca dapat
mengetahui faktor penyebab pencemaran lingkungan
4.
Pembaca dapat
mengetahui dampak dari pencemaran lingkungan
5.
Pembaca dapat
mengetahui solusi yang dapat diberikan dari pencemaran llingkungan yang terjadi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran lingkungan
adalah perubahan pada lingkungan yang tidak dikehendaki karena dapat memengaruhi
kegiatan, kesehatan, dan keselamatan makhluk hidup. Perubahan tersebut
disebabkan oleh suatu zat pencemar yang disebut polutan. Suatu zat dapat
dikatakan sebagai polutan apabila bahan atau zat asing tersebut melebihi jumlah
normal, berada pada tempat yang tidak semestinya , dan berada pada waktu yang
tidak tepat. Lingkungan yang tercemar, keadaan ekosistemnya tidak seimbang
akibat masuknya polutan ke dalam lingkungan tersebut. Sedangkan lingkungan
alami memiliki ekosistem yang seimbang. Seperti contoh, udara di desa terasa
segar karena banyak ditumbuhi pepohonan hijau. Hal ini menunjukkan di desa itu
udaranya belum tercemar. Adapun di kota yang padat penduduknya, udara akan
terasa panas dan pernapasan menjadi tidak panas. Hal ini menunjukkan udara
sudah tercemar.
2.2 JENIS PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.2.1. PENCEMARAN AIR
Pencemaran air
berarti terdapat kerusakan air dari batas normal. Air yang terpolusi disebabkan
oleh adanya racun atau polutan yang masuk ke lingkungan air. Polutan air di
antaranya minyak, limbah industri, limbah rumah tangga. Limbah industri yang
mengandung logam berat seperti raksa, timbal, dan kadmium biasanya dialirkan ke
sungai. Logam tersebut berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia karena dapat
menimbulkan penyakit kanker. Berbagai limbah rumah tangga, seperti detergen,
dan sampah dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen di perairan. Limbah
pertanian seperti pupuk, insektisida (DDT), dan herbisida berbahaya bagi
kesehatan manusia juga organisme lainnya, dan dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem. Semua jenis limbah tersebut dapat menyebabkan kematian organisme
air, terutama ikan.
Definisi pencemaran air menurut Surat
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor:
KEP-02/MENKLH/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air
dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukkannya (Pasal 1).
Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan/peruntukkannya
digolongkan menjadi:
Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air
minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
1.
Golongan B, yaitu air
yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan
keperluan rumah tangga.
2.
Golongan C, yaitu air
yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
3.
Golongan D, yaitu air
yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk
usaha perkotaan, industri, dan listrik negara.
Menurut definisi
pencemaran air tersebut diatas bila suatu sumber air yang termasuk dalam
kategori golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami
pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industri maka kategori
sumur tadi bukan golongan A lagi, tapi sudah turun menjadi golongan B karena
air tadi sudah tidak dapat digunakan langsung sebgai air minum tanpa melalui
pengolahan terlebih dahulu. Dengan demikian air sumbur tersebut menjadi kurang
atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
2.2.2. PENCEMARAN UDARA
Definisi pencemaran
udara menurut peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke udara dan
atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
sehingga kualitas udara turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Dengan adanya peraturan pemerintah tersebut maka pada pelaksanaannya sudah
dibuat ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan hal tersebut seperti
misalnya, ketentuan umum untuk baku mutu udara ambien adalah batas
yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara namun tidak
menimbulkan gangguan terhadapa makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan, dan atau harta benda;
sedangkan baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan
bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemar ke udara,
sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien. Selain itu
pemerintah mengeluarkan ketentuan parameter apa saja yang harus diuji dan
berapa nilainya untuk menentukan kedua baku mutu udara tersebut.
2.2.2.1 BENTUK-BENTUK ZAT-ZAT PENCEMAR UDARA
Zat-zat pencemar
udara terdapat dalam bentuk gas atau partikel (biasanya sebagai bahan-bahan
partikulat). Kedua bentuk zat pencemar itu berada di atmosfer secara simultan,
tetapi seluruh zat pencemar udara 90% berbentuk gas. Bentuk-bentuk zat pencemar
yang sering terdapat dalam atmosfer:
Gas :
keadaan gas dari cairan atau bahan padatan
Embun :
tetesan cairan yang sangat halus yang
tersuspensi di udara
Uap :
keadaan gas dari zat padat volatil atau cairan
Awan :
uap yang dibentuk pada tempat yang tinggi
Kabut :
awan yang terdapat diketinggian yang rendah
Debu :
padatan yang tersuspensi dalam udara yang dihasilkan dari
pemecahan bahan
“Haze” : partikel-partikel debu atau garam yang
tersuspensi dalam tetes
air
Asap :
padatan dalam gas yang berasal dari pembakaran tidak
sempurna
Partikulat bisa berupa padatan atau tetes
cairan yang sangat halus yang disebut “mist”. Partikulat mempunyai
bermacam-macam ukuran, bentuk, densitas, dan susunan kimianya. Sumbangannya
terhadap zat pencemar udara hanya 10%.
Banyak zat pencemar primer melakukan reaksi
dalam atmosfir menghasilkan zat-zat pencemar sekunder, seperti ozon dengan
zat-zat lain membentuk kabut fotokimia. Tetes air misalnya, bergabung dengan
asam-asam seperti hidrogen sulfida menghasilkan aerosol asam (partikel-partikel
yang tersuspensi dalam gas).
2.2.2.2.
BAHAN-BAHAN PENCEMAR UDARA
Pencemaran udara
biasanya terjadi akibat pembakaran bahan bakar pada kendaraan bermotor dan gas
buangan pabrik. Beberapa jenis polutan yang sering mencemari udara, antara lain
kaarbon dioksida (CO2), senyawa nitrogen, senyawa belerang,
klorofluorokarbon (CFC), dan partikel debu.
1.
Karbon Monoksida (CO)
Gas CO merupakan
hasil pembakaran tidak sempurna oleh mesin kendaraan bermotor. Apabila gas CO
terhirup oleh pernapasan manusia maka akan ikut beredar dalam darah manusia
sehingga mengganggu daya ikat darah terhadap oksigen. Keracunan gas CO dapat
menyebabkan pusing-pusing, gangguan saraf, dan pingsan.
2.
Karbon Dioksida (CO2)
Gas (CO2)
dihasilkan dari proses pernapasan makhluk hidup, pembusukan bahan organik, dan
pelapukan batuan. Bila kadar (CO2) di atmosfer meningkat akan
menyebabkan peningkatan suhu bumi.
3.
Senyawa Nitrogen
Gas nitrogen
dibutuhkan oleh makhluk hidup sebagai bahan pembangun protein. Apabila nitogen
oksida bereaksi dengan air maka akan membentuk senyawa asam.
4.
Senyawa Belerang
Gas sulfur dioksida
(SO2) berasal dari pabrik yang menggunakan belerang dan hasil
pembakaran bahan bakar fosil (batu bara dan minyak bumi). Gas SO2
bila bereaksi dengan air akan membentuk senyawa asam. Jika senyawa tersebut
turun bersama hujan, terjadilah hujan asam.
5.
Klorofluorokarbon
(CFC)
CFC biasanya
digunakan sebagai bahan pendingin pada AC dan kulkas. Selain itu, dipergunakan
pada penyemprot rambut dan obat nyamuk semprot. CFC dapat merusak lapisan ozon
di atmosfer. Akibatnya perlindungan bumi dari radiasi sinar ultraviolet
matahari berkurang.
2.2.3. PENCEMARAN TANAH
Tanah merupakan tempat penampungan berbagai
bahan kimia. Banyak dari gas SO2 yang dihasilkan dari perubahan
bahan bakar batu bara atau bensin berakhir dengan sulfat yang masuk ke dalam
tanah atau tertampung di atas tanah. Nitrogen Oksida (NO) yang dirubah di
atmosfer menjadi nitrat akhirnya akan terdeposit di tanah. Tanah menyerap NO
dan NO2 dengan cepat dan gas-gas tersebut mengalami oksidasi menjadi
nitrat dalam tanah. Karbon monoksida dirubah menjadi CO2 oleh
bakteri dan ganggang dalam tanah. Partikel Timbal (Pb), yang bersal dari gas
buang kendaraan bermotor ditemukan pada lapisan atas tanah sepanjang jalan raya
yang padat lalu lintas. Timbal di lapisan atas tanah ditemukan juga di daerah
yang dekat dengan penambangan dan peleburan Timbal.
Tanah juga sebagai tempat penampungan
banyak limbah-limbah dari rembesan tumpukan sampah (landfill), kolam lumpur
(lagoon), dan sumber-sumber lainnya. Dalam beberapa kasus, lahan pertanian dari
bahan-bahan organik berbahaya yang dapat mengurai juga merupakan tempat
pembuangan yang menyebabkan pencemaran tanah terjadi. Hal ini terjadi karena
bahan organik tadi di dalam tanah diuraikan oleh mikroba-mikroba tanah. Selain
itu pembuangan kotoran dan pemupukan yang berlebihdapat menmbah pencemaran
tanah.
“Buanglah sampah pada
tempatnya” ungkapan itu menunjukan adanya usaha untuk tidak mencemari tanah
yang berlebihan. Apabila kamu meminum minuman yang berbotol atau plastiknya di
buang begitu saja, berarti kamu berperan dalam pencemaran tanah. Pencemaran
tanah dapat di akibatkan oleh aktivitas pembuangan sampah yang tidak di kelola
dengan baik, kebocoran limbah cair dari industri dan rumah sakit, serta
tumpahan minyak, zat kimia dan limbah. Apabila tanah telah tercemar oleh suatu
polutan, maka polutan tersebut akan mengendap dalam tanah sebagai zat beracun.
Berdasarkan sifatnya,
polutan dapat di bedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Polutan yang dapat
di uraikan oleh proses alam (biogredable). Contoh kayu, kertas, bahan atau sisa
makanan serta sampah-sampah dedaunan.
2. Polutan yang tidak
dapat di uraikan oleh proses alam (non biodegradable) contohnya plastik
kalengan logam.
2.3 FAKTOR
PENYEBAB PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.3.1
FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN AIR
Penyebab pencemaran air, yaitu:
A.
Penyebab Alami
Yang pada dasarnya tidak dapat dihindari oleh makhluk di bumi. Yakni
meningkatnya kadar nutrien atau kandungan zat organik hasil pencernaan makhluk
dan hasil metabolisme, hal ini yang nantinya akan mengakibatkan terjadinya
eutrofikasi, proses ini terjadi dalam jangka waktu yang lama bahkan ribuan
tahun.
B. Sampah
Organik
Sampah organik dapat menjadi penyebab terjadinya pencemaran di air,
sampah organik yang menumpuk diselokan-selokan akan menimbulkan cairan berbau
yang lebih dikenal sebagai air comberan, yang berdampak buruk bagi kehidupan.
C.
Limbah Pabrik Yang Tidak
Disaring
Limbah menjadi hal yang sangat menakutkan jika menyebar ke hulu air dan
digunakan oleh manusia. Pencemaran Air oleh limbah sangat berbahaya karena
mengandung banyak unsur kimia yang bukan hanya merusak organ dalam juga akan
merusak bagian luar.
D. Penggunaan
Bahan Peledak
Di daerah sungai, danau atau lautpun pencemaran air dapat terjadi oleh
karena sebab manusia yang menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak.
Unsur kandungan kimia di bahan peledak itu yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran air.
2.3.2 FAKTOR
PENYEBAB PENCEMARAN UDARA
Penyebab pencemar udara dapat dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu:
A.
Pencemar Udara Yang
Berasal Dari Industri Dan Aktivitas Teknologi Lainnya
Misalnya saja dari
daerah penyulingan minyak, pemurnian logam, pembangkit listrik tenaga uap, kendaraan
bermotor. Kesemuanya mengembalikan sejumlah besar pencemar ke udara. Berbagai
aktivitas yang disebutkan di atas dapat berakibat:
a.
Pancaran dari hasil
pembakaran yang tidak sempurna dan abu dari berbagai industri yang tertiupkan
ke udara.
b.
SO2,
sebagai hasil pembakaran minyak dan batu bara.
c.
Berbagai senyawa
hidrokarbon hasil pembakaran minyak yang tidak sempurna, termasuk benzopirin,
senyawa penyebab kanker yang terkenal.
d.
Nitrogen Oksida ( NO,
NO2 ), terbentuk sebagai ikatan kimia antara O2 dengan N2.
e.
Karbon monoksida
(CO), dihasilkan dari pembakaran bahan bakar arang yang tidak sempurna.
Dengan bantuan sinar
surya, oksida-oksida nitrogen, senyawa hidrokarbon dan dengan adanya oksigen
dapat berinteraksi secara kimia menghasilkan senyawa pengoksida yang sangat
kuat seperti ozon (O3) dan peroksiasetilnitrat (PAN). Senyawa-
senyawa pencemar yang timbul secara tidak langsung ini sangat merusak kehidupan
tanaman dan juga dapat menimbulkan pembentukan kabut bercampur asap. Kabut asap
yang mengandung PAN menimbulkan iritasi pada mata.
B.
Pencemar Udara Yang
Berasal Dari Asap Rokok Yang Bukan Dari Pengisapan Pipa Atau Cerutu
Orang yang merokok
pipa atau cerutu biasanya hanya mengisap hingga rongga mulut saja. Lain halnya
dengan kebiasaan perokok sigaret yang mengisap asap rokoknya dalam-dalam,
hingga asap yang sampai ke paru- paru lebih banyak dari pada perokok pipa atau
cerutu. Asap rokok mengandung senyawa hidrokarbon, termasuk benzopirin.
Berbagai penyakit telah diderita oleh orang-orang yang selalu terpapar pada
pencemar udara atau pada para penghisap sigaret atau kedua-duanya. Penyakit ini
berupa bronkitis yang kronis dapat mengarah pada emfisema, asma, gangguan pada
peredaran darah dan kangker paru-paru.
2.3.3 FAKTOR PENYEBAB
PENCEMARAN TANAH
Penyebab pencemaran tanah, yaitu:
A.
Pembuangan Sampah
Hampir disemua kota
besar di dunia direpotkan oleh masalah sampah kota. Sampah kebudayaan masa
kini, berupa plastik, kaleng, kertas bekas, barang kulit, karet, minyak, minyak
dan lain sebagainya yang sukar diuraikan oleh bakteri pembusuk secara alamiah,
semua itu menyebabkan pencemaran tanah daratan dan sungai.
B.
Pemakaian zat kimia
yang berlebihan
Penggunaan pestisida
dan insektisida dapat berdampak kematian fauna tanah. Hal ini dapat menurunkan
kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi
asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan
terjadinya hujan asam.
2.4 DAMPAK DARI
PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.4.1 DAMPAK
DARI PENCEMARAN AIR
Sumber air yang berkualitas baik semakin berkurang dengan
bertambahnya kebutuhan manusia dan industri, hal ini berakibat bertambah banyak
digunakan air sungai yang sebenarnya tercemar oleh limbah industri maupun
buangan air kotor. Buangan dari rumah-rumah penduduk sering mengandung pencemar
berupa organisme hidup, sebagai sumber organisme penyebab penyakit. Selain
berbagai jenis bakteri dan virus dapat pula terbawa telur parasit dari usus
manusia. Senyawa-senyawa toksik dari limbah industri juga sering mencemari air
permukaan dan penyebab keracunan pada organisme air maupun pada hewan ternak
dan manusia. Kematian ikan di sungai merupakan indikasi yang paling mudah
terlihat.
Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni
sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidak seimbangan ekosistem sungai
dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Pencemaran air
di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian)
telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi
berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika
tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai
akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.
Dampak pencemaran air
pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu :
A.
Dampak Pencemaran Air
Terhadap Kehidupan Biota Air
Banyaknya zat pada
pencemaran air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam
air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan oksigen
terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Akibat matinya
bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air limbah secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit
terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme,
apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.
B.
Dampak Negatif
Pencemaran Air Terhadap Kualitas Air Tanah
Pencemaran air tanah
oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala
yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta.
Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
C.
Efek Pencemaran Air
Terhadap Kesehatan
Peran air sebagai
pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
a.
Air sebagai media
untuk hidup mikroba pathogen,
b.
Air sebagai sarang
insekta penyebar penyakit,
c.
Jumlah air yang
tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri,
d.
Air sebaga media
untuk hidup vector penyakit.
D.
Akibat Pencemaran Air
Terhadap Estetika Lingkungan
Dengan semakin
banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan
tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah
minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.
2.4.2 DAMPAK
DARI PENCEMARAN UDARA
Dampak dari pencemaran udara,
yaitu:
A. Dampak Kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk
ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan.
Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah
dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA
(infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma,
bronkitis,
dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik
dan karsinogenik.
memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang
berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari
kerja efektif, dan ISNA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan
akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
B. Dampak Terhadap Tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat
pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit,
antara lain klorosis, nekrosis,
dan bintik
hitam. Partikulat yang terdeposisi di
permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
C. Hujan Asam
pH biasa air hujan adalah
5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi
dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam
ini antara lain:
·
Mempengaruhi kualitas air
permukaan
·
Merusak tanaman
·
Melarutkan logam-logam
berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air
permukaan
·
Bersifat korosif sehingga
merusak material dan bangunan.
D. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca
disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap
radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas
terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan
global adalah:
·
Peningkatan suhu
rata-rata bumi
·
Pencairan es di kutub
·
Perubahan iklim regional
dan global
·
Perubahan siklus hidup
flora dan fauna
E. Kerusakan Lapisan Ozon
Lapisan ozon
yang berada di stratosfer
(ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet
B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi
secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat
sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
2.4.3 DAMPAK
DARI PENCEMARAN TANAH
Dampak pencemaran tanah, yaitu:
A.
Dampak Negatif
Berbagai dampak
ditimbulkan akibat pencemaran tanah terbagi menjadi 2 , diantaranya:
1.
Dampak Langsung
Dampak pencemaran
tanah secara langsung dirasakan oleh manusia adalah dampak dari pembuangan
limbah padat organik yang berasal dari kegiatan rumah tangga, industri dan
pertanian. Adapun dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah secara
langsung yaitu:
a.
Timbunan sampah yang
berasal dari limbah domestik dapat menyebabkan timbulnya lindi (air sampah) dan
bau, sehingga dapat mengganggu dan mencemari tanah. Timbunan tanah juga
menutupi permukaan tanah, sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Selain itu,
gas nitrogen, asam sulfida, adanya zat mercury, chrom, dan arsen pada timbunan
sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak
struktur permukaan dan tekstur tanah.
b.
Limbah cair rumah
tangga berupa deterjen, oli bekas, dan cat, jika meresap ke dalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang terkandung di dalam
limbah cair tersebut dapat membunuh mikroorganisme yang hidup dalam tanah.
c.
Penimbunan limbah
padat hasil buangan industri berupa padatan bubur dan lumpur yang berasal dari
proses pengolahan dapat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau di
sekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu. Limbah
padat yang tertimbun dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan permukaan tanah
menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah akan terkontaminasi dengan
bakteri tertentu yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah pada musim
kemarau. Selain itu, timbunan akan mengering dan mengundang bahaya kebakaran.
d.
Penggunaan pestisida
dimanfaatkan untuk membasmi hama tanaman. Akan tetapi, penggunaan pestisida
dapat membunuh mikroorganisme yang berguna di dalam tanah, sehingga menyebabkan
tanaman pertanian tidak dapat tumbuh dengan maksimal. Kesuburan tanah sangat
tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu, penggunaan pestisida
yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida
tersebut
e.
Penggunaan pupuk
secara terus menerus dalam pertanian akan berdampak pada kerusakan struktur
tanah. Kesuburan tanah akan berkurang dan hanya bisa ditanami jenis tanaman
tertentu akibat unsur hara tanah semakain berkurang.
2.
Dampak tak langsung.
Dampak tak langsung
akibat pencemaran tanah adalah dampak yang dirasakan oleh manusia melalui media
lain yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah. Sebagai contoh dari dampak tak
langsung adalah bahwa tempat pembuangan limbah padat, baik tempat penimbunan
sementara maupun tempat pembuangan akhir akan menjadi pusat berkembangbiaknya
tikus dan serangga yang merugikan manusia. Selain itu, dampak yang terjadi pada
kesehatan dan ekosistem yaitu:
a.
Pada kesehatan
Dampak pencemaran
tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam
tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida
dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
Beberapa contoh polutan yang dapat mengganggu kesehatan
adalah:
·
Timbal sangat
berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta
kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
·
Paparan kronis
(terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan
kemungkinan terkena leukemia.
·
Merkuri (air raksa)
dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa diantaranya
bahkan tidak dapat diobati.
·
PCB dan siklodiena
terkait pada keracunan hati.
·
Organofosfat dan
karmabat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot.
·
Berbagai pelarut yang
mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan
sistem saraf pusat.
2.5 SOLUSI YANG DAPAT DIBERIKAN DARI PENCEMARAN
LINGKUNGAN YANG TERJADI
2.5.1
SOLUSI YANG DAPAT DIBERIKAN DARI PENCEMARAN AIR
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai cara penanggulangan pencemaran
air antara lain:
a.
Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak
merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
b.
Tidak membuang sampah ke sungai.
c.
Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
d.
Melakukan penyaringan air limbah pabrik sehingga air
limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah air limbah jahat
perusak ekosistem.
e.
Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar
sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar sehingga tidak terjadi
pencemaran air.
Cara penanggulangan pencemaran
air lainnya adalah melakukan penanaman pohon. Pohon selain bisa
mencegah longsor, diakui mampu menyerap air limbah dalam jumlah banyak. Itu
sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara masal. Padahal,
pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal. Bahkan, daerah resapan
air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata.
Pohon sesungguhnya bisa menjadi
sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-sumber air
potensial di bawahnya.
2.5.2
SOLUSI YANG DAPAT DIBERIKAN DARI PENCEMARAN UDARA
Solusi untuk
mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor
transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar
dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara
kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya.
a. Pemberian
izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan
angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
b. Pembatasan
usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai
salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat,
semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
c. Potensi
terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan
tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas
terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu
lintas dan mengurangi polusi udara.
d. Pemberian
penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan
dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan
memperlambat laju
e. Uji
emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi
meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan
adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di
samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.
f. Penanaman
pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu
lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
2.5.3
SOLUSI YANG DAPAT DIBERIKAN DARI PENCEMARAN TANAH
Ada beberapa
cara yang bisa kita lakukan dalam mengatasi pencemaran yang sudah terlanjur terjadi yaitu:
A.
REMEDIASI
Salah satu
cara buat mengatasi pencemaran yang
terjadi pada tanah, yaitu dengan remediasi. Remediasi ini ialah suatu
kegiatan yang dilakukan buat melakukan pembersihan secara total pada permukaan
tanah. Dapat dilakukan dengan sistem on-site
atau in–situ atau off-site yang disebut juga ex-situ.
Pembersihan dengan sistem in-situ ,
yaitu dengan cara pembersihan langsung di lokasi tanah nan sudah tercemar.
Pembersihan dengan cara ini lebih mudah dan murah dibandingkan dengan cara
ex- situ. Langkahnya hanya beberapa, yaitu pembersihan dan suntik yang diakhiri
degan proses bioremediasi. Untuk cara ex- situ memiliki proses yang lebih
rumit. Namun, hasilnya lebih terjamin sebab tanah nan tercemar benar-benar
dibersikan dari berbagai zat yang mencemarinya. Prosesnya, yaitu dengan
melakukan ekskavasi tanah nan dideteksi tercemar. Lalu, di bawa ke luar area
nan kondusif dari berbagai zat pencemar. Setelah itu, tanah disimpan dalam
sebuah bak atau tangki yang rapat udara.
Selanjutnya, dimasukan zat pembersih ke dalam tangki dengan cara dipompa.
Akhir dari proses ini, yaitu dengan mengeluarkan zat pencemar keluar dari
tangki rapat udara.Zat pencemar ini diolah dengan instalasi alat pengolah air
limbah sampai hilang zat-zat pencemarnya. Tanah yang sudah diproses dapat dipastikan
sudah dibersihkan dari zat pencemar. Prosesnya cukup rumit dengan penggunaan
alat yang banyak dan canggih. Hal itulah yang membuat proses ini terbilang
mahal. Proses ini juga membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak sebab dana
yang cukup besar. Selain itu, diperlukan pula sumber daya manusia yang pakar
dalam pengolahan limbah buat memastikan bahwa prosesnya berhasil.
B.
BIOREMEDIASI
Bioremediasi
ialah proses lanjutan yang dilakukan dari proses remediasi in-situ. Atau justru proses
tunggal dalam mengatasi masalah pencemaran tanah ini. Caranya, yaitu dengan
menggunakan mikroorganisme baik berupa jamur atau bakteri yang bisa memecah
zat-zat pencemar menjadi partikel-partikel kecil bahkan habis sama sekali.
Penemuan terbaru saat ini ialah dengan ditemukan bakteri yang bisa
menghancurkan limbah tambang dengan waktu kurang dari 30 menit. Penggunaan
bakteri ini dapat membuat penghancuran limbah menjadi lebih cepat dan murah.
Perbandingannya dapat 1:400 dibandingkan dengan teknologi konvensional yang
biasa digunakan. Ketika tanah tercemar, maka banyak yang harus dilakukan buat mengembalikan tanah pada
keadaan semula. Penelitian buat memperoleh bakteri pengurai limbah ini
membutuhkan dana yang tak sedikit. Begitupun buat mendapatkan alat-alat
pengolah limbah .
Itulah sebabnya, alangkah baiknya jika kita melakukan tindakan pencegahan
sebelum terjadi pencemaran pada tanah. Karena walau bagaimanapun mencegah
selalu lebih baik, lebih murah, dan lebih berguna.
BAB III
PENUTUP
3.I
SIMPULAN
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pencemaran lingkungan
adalah perubahan pada lingkungan yang tidak dikehendaki karena dapat
memengaruhi kegiatan, kesehatan, dan keselamatan makhluk hidup. Perubahan
tersebut disebabkan oleh suatu zat pencemar yang disebut polutan.
2.
Jenis-jenis
pencemaran lingkungan antara lain pencemaran air, pencemaran udara, dan
pencemaran tanah.
3.
Faktor-faktor
penyebab pencemaran lingkungan antara lain sampah organik, limbah pabrik yang
tidak disaring, asap rokok dan pemakaian zat kimia yang berlebihan.
4.
Dampak dari
pencemaran lingkungan antara lain menurunnya kadar oksigen dalam air,
menimbulkan hujan asam dan efek rumah kaca, menurunkan kualitas air tanah dan
mengurangi nilai estetika lingkungan.
5.
Solusi dalam
menanggulangi pencemaran lingkungan antara lain pembuatan
sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak
tercemar sehingga tidak terjadi pencemaran air, penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di
pinggir-pinggir jalan terutama
yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi
udara, dan bioremediasi.
3.2
SARAN
Penulis
berharap bahwa agar kesadaran semua pihak untuk turut menangai
pencemaran lingkungan. Pemerintah melalui kebijakan dan aturan harus mampu
mengatur industi dalam pengolahan limbah baik cair, kayu dan udara. Pihak
industri pun harus menyadari peranan pencemarannya yang sangat besar sehingga
harus mau membangun pengolahan limbah. Masyarakat pun harus mempunyai peranan
yang sangat besar dalam pengolahan limbah rumah tangga dan lingkungan sekitar
sehingga kelestarian lingkungan baik, udara, tanah maupun air dapat terjaga
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih Dr.,M.Si. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta: ANDI Yogyakarta.
Anonim. 2013. Dampak
Pencemaran Air Terhadap Lingkungan.
(Diakses pada tanggal 24 Mei 2015)
Anonim. 2015. Cara
Mengatasi Pencemaran Tanah.
(Diakses pada tanggal 24 Mei 2015)
Anonim. 2015. Solusi Mengatasi Pencemaran Lingkungan.
(Diakses pada tanggal 21 Mei 2015)
Kesling, Rahman.
2012. Dampak Pencemaran Udara dan
Solusinya.
(Diakses pada tanggal 24 Mei
2015)
Ramadhan, Novrianto.
2013. Dampak Pencemaran Tanah.
(Diakses pada tanggal 24 Mei 2015)
Tim Dosen Mata Kuliah TPB. 2015. Pengantar
Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan. Palangka Raya.
Terimakasih atas informasinya.
ReplyDeletejangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
https://bit.ly/38P1KV